Rabu, 26 Agustus 2015

PERKARA TERBAIK UNTUK MENCAPAI KEBAHAGIAAN: JANGAN TAKUT LEPASKAN DIA PERGI & IKHLASKAN PERPISAHAN ITU

       Bila lebih banyak kesakitan dan kesedihan yang kita rasa dibanding kebahagiaan, tak salah kalau kita lepaskan dia pergi. Lepaskan dia terbang bebas mencari kehidupan dan kebahagiaan dia sendiri walaupun bukan bersama kita.
       Biarkan mereka pergi bukan berarti tak ada lagi cinta ataupun sayang. Menyayangi tidak semestinya memiliki. Kalau betul kita sayangkan seseorang, lepaskan dia pergi untuk cari kebahagiaan walaupun hanya kesakitan yang mampu kita tanggung.
          Ya, menyayangi tidak semestinya memiliki.
       Walau seringkali hati dengan perasaan justru lebih banyak bertentangan. Kenapa harus lepaskan kalau memang kita sudah sayang sepenuh hati, sepenuh jiwa. Kenapa kita harus biarkan dia pergi?
Tapi hari-hari yang berlalu membuat saya makin faham kenapa semuanya terjadi.
Jika dia tidak merasa bahagia dengan kita, andai kita tidak mampu bahagiakan dia, kenapa kita terus harus paksakan perasaan dia? Kenapa harus biarkan kebahagiaan dia terkubur mati?

Selasa, 25 Agustus 2015

Ma Fi Qolbi Ghoirullah (Tiada Di Hatiku Selain Allah)

      Memang perlu waktu untuk memahami dan mendalami makna cinta kepada dan karena Allah. Namun, ketika kau sudah memahaminya, maka takkan ada lagi satu cinta manusia pun yang mampu merobek hatimu hingga hancur, sebab cinta karena Allah bukanlah tentang siapa yang kau cintai dan mencintaimu, melainkan tentang seberapa dekat dirimu dengan Sang Pencipta.

Kedekatanmu dengan Allah akan membimbingmu kepada siapa hatimu pantas kau labuhkan, 
Kedekatanmu dengan Allah  pun akan membimbingmu kepada  siapa hatimu harus kau jauhkan..

Jika ingin meminta air, bersihkan dulu gelasmu!!

Meminta kebaikan pada Allah, tinggalkan dulu maksiat
Oleh: Ust Felix Siauw

  1. Ada yang kehausan lalu meminta agar saudaranya mau membantunya | dia lalu menyodorkan gelas pada saudaranya untuk diisi air untuknya
  2. Namun air tak kunjung dituang, saudaranya hanya memandanginya | juga memandangi gelas yang dia sodorkan untuk diisi air baginya
  3. Air tak kunjung diisi sementara lengannya letih meminta | saudaranya tetap tak bergerak padahal persediaan airnya banyak
  4. Ia merintih, mengemis, meyakinkan saudaranya, betapa haus dirinya | namun saudaranya tetap bergeming, tetap tiada air yang dituang